Jumat, 03 Oktober 2014

Ini Baru Jagoan! 5 Pahlawan Indonesia Yang Lebih Sakti Dari Superhero Asing!


Belakangan ini film superhero marak di layar lebar. Dari yang emang udah terkenal dari sononya
kayak Superman sampai geng superhero baru macam Guardians of the Galaxy. Anak-anak Indonesia pun tak diherankan mulai menggandrungi superhero macam itu. Well, sebenernya anak angkutan berapapun pasti punya anutan superhero sih. Gak ada yang salah dengan itu.
Apa yang mau saya bicarakan sekarang adalah sebenernya gak perlu jauh-jauh deh nyari sosok yang diidolain. Di Indonesia juga banyak kok. Gak ada hubungannya dengan nasionalisme sih, cuma pengen ngingetin bahwa banyak pahlawan asli Indonesia yang beneran bertarung gak kalah keren dari pahlawan super imajinasi orang Amerika.

1. Kapitan Pattimura

Kalo Amerika punya Captain America jangan minder! Indonesia punya Kapitan Pattimura. Pahlawan asal Maluku ini bisa dibilang salah satu pahlawan nasional yang terkenal. Semua ini berkat mukanya yang ditaruh di uang seribu rupiah. Tapi, tahukah kamu cerita kehebatan Pattimura?

Pattimura bernama asli Thomas Matulessy. Thomas kecil hidup di bawah penjajahan VOC yang menjadi-jadi. Maluku yang dikenal sebagai surganya rempah-rempah tentu mengundang penjajah untuk merampok daerahnya. Muak akan keadaan ini, dia pun tumbuh jadi sosok yang berjanji akan balas dendam dan merebut kembali kemerdekaan daerahnya.
Di umur 20 tahun, di saat kamu-kamu masih sibuk ngegalauin cewek orang lain, Pattimura udah ikutan Korps Batalyon 500 yang dibentuk oleh Inggris untuk melatih pemuda Maluku berperang. Ceritanya sih, pada saat itu Inggris udah berhasil ngalahin Belanda gitu. Dengan semangat berkobar-kobar nih, Pattimura pun berlatih dengan giat. Seperti yang udah kamu duga, yeah Pattimura dapet peringkat paling tinggi di antara yang lainnya. Malah, doi langsung diangkat jadi sersan mayor dan kepala regu untuk angkatannya.
Eh gak taunya, belum lama doi menjabat, Inggris udah harus nyerahin kekuasaan pada Belanda. Belanda sendiri gak mau ngelanjutin proyekan Korp Batalyon 500 dengan ngebayar denda. Nah, di sini lah Inggris maenin strateginya. Sebelum mereka cabut, mereka ngasih kebebasan buat para pemuda Maluku untuk kerja paksa. Pas Belanda balik lagi berusaha nerapin kerja paksa, tentu aja rakyat Maluku gak terima.
Satu momen sejarah yang penting adalah ketika Gubernur Maluku menyerukan: “Dalam jangka waktu tiga bulan semua bekas prajurit Inggris, penganggur dan orang asing tanpa pekerjaan atau tanpa surat keterangan dari kepala negeri harus mencari pekerjaan di kota Ambon atau masuk tentara Belanda atau pulang ke negeri masing-masing. Jika tidak mereka akan ditangkap dan diangkut ke Banda untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala.”
4 April 1817, Thomas Matulessy a.k.a Pattimura pun menggalang kekuatan dengan ngumpulin temen-temennya di satuan yang terdahulu. Mereka ini ditugasin olehnya untuk mengabarkan ke seluruh rakyat Maluku rencana pemberontakan yang akan mereka lakukan.
Setelah pertemuan dengan banyak elemen rakyat Maluku, Matulessy pun mengusulkan agar dipilih pemimpin perang. Gak pake basa-basi, doi sendiri langsung mengusulkan diri untuk menjadi pangalu perang. Tapi, harus di tes dulu dong ya. Matulessy membentangkan dada dan menyuruh salah seorang dari yang hadir untuk menikamnya. Seorang kapitan maju membawa tombak dan dengan sekuat tenaga menombak dadanya Pattimura! Apakah yang terjadi?
Tombak itu patah jadi dua!
Saya ulangi! Ya, TOMBAK ITU PATAH JADI DUA!
Segitu saktinya Pattimura, sampai semua orang setuju untuk memilih dia sebagai pemimpin perang.
Dengan modal peperangan yang seadanya, Pattimura dan gengnya langsung merebut Benteng Duurstede dalam beberapa jam saja! Beberapa hari kemudian, ekspedisi Belanda yang ditugasin buat nyerang mereka juga bisa dikalahin. Canggih ye. 250 orang dikabarkan terbunuh di peperangan itu, dengan hanya satu orang disisain berenang di laut. Sereeem.
Sialnya, kisah petualangan Pattimura gak berlangsung lama. Bulan November 1817 doi ditangkep. Satu hal yang menyedihkan adalah Belanda berkomplot dengan Ternate untuk menumpas usaha kemerdekaan rakyat Maluku. Desember 1817, Pattimura dieksekusi.
Meskipun begitu, namanya tetap menjadi obor perjuangan rakyat Maluku yang tak pernah berhenti berontak dari penjajah setelahnya.

2. Sisingamangaraja XII

Pahlawan kita selanjutnya adalah seorang raja. Raja Sisingamangaraja XII adalah salah satu pahlawan ikonis yang namanya banyak diabadikan sebagai nama jalan dan seperti Pattimura juga pernah muncul di duit seribu rupiah. Oke, kamu tahu namanya! Kalo kisahnya? Nih Saya ceritain.


Ceritanya nih, Belanda sudah berhasil menguasai berbagai tempat di daerah Sumatera. Tapi, ada dua yang belum bisa ditaklukkan. Pertama, wilayah Aceh. Dua, Tanah Batak. Mengerti apa yang sedang terjadi, Sisingamangaraja XII langsung bergerak cepat dan menggandeng berbagai elemen yang tinggal di Tanah Batak untuk mengadakan perlawanan.
Sedikit latar belakang cerita, keberhasilan utama Sisingamangaraja XII adalah betapa hebatnya dia bisa merangkul berbagai pihak, entah itu dari agama yang berbeda ataupun suku-suku Batak yang begitu variatifnya.
Dimulai dari tahun 1887, hingga tiga dasawarsa kemudian, Sisingamangaraja XII terlibat dalam pertempuran dahsyat. Oh iya, kayak superhero, Sisingamangaraja XII juga punya kekuatan utama nih yaitu kebal peluru!
Yak benar, kebal peluru! Keren yak.
Sebagai seseorang yang punya banyak pengaruh, Sisingamangaraja XII terus melakukan perang berpindah-pindah. Satu hal yang perlu diingat adalah Belanda belum berhasil menancapkan kuku di Tanah Batak pada masa kepemimpinannya. Jadi, tak ada Benteng. Alhasil yang bisa dilakukan adalah terus memburu Sisingamangaraja XII kemanapun dia pergi. Jika, sang raja kalah niscaya Tanah Batak pun mudah dicengkeram. Setelah terus berhasil menemukan tempat bersembunyi, akhirnya sang raja jatuh juga.
17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII tertembak setelah bertempur dalam jarak dekat. Eh, tapi kan dia kebal peluru ! Nah, kayak Superman yang hanya bisa dikalahkan dengan Kryptonite. Sisingamangaraja XII juga punya kelemahan. Pantangannya adalah dia tak boleh terkena percikan darah. Sayangnya di perang terakhir tersebut, Sisingamangaraja XII harus menyaksikan putrinya Lopian terbunuh. Dalam suasana duka, Sisingamangaraja XII memeluk putrinya yang berlumur darah. Kekuatannya pun luntur dan Belanda berhasil mengalahkannya.
BONUS:
Setelah kemerdekaan, Presiden Soekarno menghimbau rakyat Batak agar memindahkan kuburan Sisingamangaraja XII dari Tarutung ke Balige. Nah, saat pemindahannya, menurut Cicit Sisingamangaraja XII yang masih hidup, prosesi pemindahannya dikawal angin puting beliung yang terus bergerak melindungi. Mistis!

3. Fatahillah

Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Maka, semua kisah awal penjajahan selalu berhubungan erat dengan masuknya penjajah lewat pelabuhan. Kalau menilik sejarah, kehadiran Belanda di Indonesia justru tak langsung berupa perang. Melainkan dimulai melalui perdagangan. Pahlawan kita yang satu ini adalah pahlawan yang berperang di pelabuhan. Dia adalah Fatahillah.
Kalau kamu adalah orang Jakarta, kamu harus banyak berterima kasih pada Fatahillah. Karena berkat usahanya memimpin perebutan Sunda Kelapa, terbentuklah Jakarta yang kamu kenal sekarang.
Meski begitu, dibandingkan pahlawan yang lain, cerita kepahlawanan Fatahillah banyak simpang siurnya. Ada yang bilang kalau dia adalah Sunan Gunung Jati, ada juga yang membatahnya dan berkata kalau dia adalah pemuda Aceh yang menetap di Cirebon dan kemudian Demak, ada malah yang yakin kalau dia berasal dari Gujarat, India.
Satu hal yang pasti, Fatahillah terlibat dalam pertempuran Sunda Kelapa pada tahun 1527. Musuhnya adalah Portugis. Sejak lama, Portugis telah berada di wilayah perairan Sunda Kelapa karena potensi rempah-rempahnya yang mahsyur. Selain itu, wilayah ini tergolong aman. Nah, usaha Portugis untuk lebih jauh menguasai daerah ini terhambat oleh Fatahillah.
Sebenarnya, Sunda Kelapa adalah bagian dari Pajajaran, Ibukota Kerajaan Sunda Galuh. Portugis yang sering mondar-mandir di daerah itu melakukan perjanjian kepada kerajaan ini untuk membangun benteng. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi Kerajaan Sunda Galuh dari ancaman Kerajaan lainnya. Demak, yang dekat dengan Sunda Kelapa merasa harus segera menduduki daerah tersebut.
Pada tahun 1526 berangkatlah armada perang yang dipimpin Fatahillah. Tercatat ada 20 kapal dengan 1500 prajurit dikerahkan. Tujuannya adalah merebut Sunda Kelapa. Peralatan perangnya sebenernya gak secanggih Portugis. Paling banyak meriam yang ada cuma delapan, itu pun hanya bisa untuk pertempuran jarak dekat. Tapi, Fatahillah pede aja tuh.
Kekerenannya adalah Fatahillah tahu dengan modalnya yang kurang meyakinkan, dia harus menguasai daerah lain yang juga dekat dari situ. Maka, diseranglah Banten, yang tak terlalu diawasi oleh Pajajaran. Setelah berhasil menaklukkan, dia pun merancang serangan untuk mengantisipasi Portugis. Dengan bantuan Cirebon, pelan-pelan Fatahillah dan pasukannya mengepung Pajajaran dari arah timur dan barat. Karena lengah dan kurang pengalaman, Pajajaran kalah telak. Bagaikan film kartun, Pajajaran sebenernya melakukan pengamanan dengan cara menembakkan meriam. Tapi, semuanya meleset
Portugis yang berpegang pada Perjanjian 1522 dengan Pajajaran awalnya masih woles aja. Mereka tak membawa banyak kapal dan kehadirannya pun lebih ke upaya diplomasi. Bukannya perang. Satu kapal ditugaskan lebih dulu untuk mengamankan perjanjian. Eh tahunya, pemimpin Sunda Kelapa udah baru dan kapal pertama itu pun naas karena harus diserang habis-habisan tanpa perlawanan. Sial, bagi kapal lain, mereka dihadapkan pada dua pilihan. Bertempur dengan Demak yang punya amunisi lebih hebat (Karena telah merebut beberapa titik penting) atau balik dan menerjang badai. Fatahillah menahan pasukannya untuk gak terpancing dengan siasat Portugis yang menunggu di lautan luas. Dia dengan sabar menunggu Portugis menyerang duluan dan menunggu di teluk. Alhasil, ketika satu kapal terpancing emosinya, dengan mudah kapal itu dihancurkan. Entah karena terlalu pengecut atau memang bodoh, kapal-kapal Portugis yang tersisa memilih untuk menerjang badai, yang tentu saja berakhir buruk. Geblek.
22 Juni 1527, Pertempuran Sunda Kelapa pun berakhir. Sebagai simbol kemenangan, Fatahillah menamakan daerah tersebut sebagai Jayakarta, yang berarti kemenangan yang sempurna. Kamu pun kemudian mengenalnya sebagai Jakarta. Ibukota Indonesia.

4. Cut Nyak Dhien

Bukan cuma laki-laki yang berperang. Buat kamu yang pejuang feminisme pasti seneng kalo tahu bahwa Indonesia juga punya sejarah panjang akan perempuan tangguh. Satu yang paling dikenal adalah Cut Nyak Dhien. Ini kisahnya.
Jika kamu rajin membaca sejarah Indonesia, pastilah tahu ada satu daerah yang susah banget ditaklukin. Daerah itu adalah Aceh. Rakyat Aceh termasuk golongan masyarakat yang gigih dan gak gampang dipecah belah. Cut Nyak Dhien adalah salah satu figur yang mengobarkan semangat perjuangan rakyat Aceh.
Meskipun dikenal karena turut turun tangan langsung melawan penjajah Belanda di hutan-hutan Aceh, kekuatan utama Cut Nyak Dhien sebenernya adalah pengaruhnya yang luas. Bayangin Bung Karno versi perempuan. Sebagai perempuan berwajah cantik dan taat agama, Cut Nyak Dhien geram melihat Belanda yang dengan semena-mena berusaha merebut tanah kelahirannya.
Cut Nyak Dhien dikenal karena banyak mengajar perempuan lainnya dalam hal mendidik bayi atau menanamkan semangat jihad lewat syair-syair. Kutipannya yang terkenal adalah berikut ini:
“Lihatlah wahai orang-orang Aceh!! Tempat ibadat kita dirusak!! Mereka telah mencorengkan nama Allah! Sampai kapan kita begini? Sampai kapan kita akan menjadi budak Belanda?” - Ketika Belanda membakar Masjid Raya Baiturrahman (Belanda sebelumnya mengira mereka telah sampai di Istana)
“Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah “Shaheed,” - Kepada Anaknya Cut Gambang ketika Teuku Umar meninggal
Kehebatannya yang menginspirasi ini bahkan diakui oleh Belanda:
”Cut Nyak Dhien, janda Teuku Umar yang energik itu merintangi kita dengan hebat terutama di Meulaboh Hulu (pedalaman).” - Pengakuan pihak Belanda atas kegigihan Cut Nyak Dhien
Saking gentarnya Belanda, Cut Nyak Dhien akhirnya diasingkan ke Sumedang untuk meredam pengaruhnya yang besar. Oh ya, Aceh juga menyimpan banyak lagi jagoan perempuan lainnya seperti Laksamana Malahayati (Panglima Laut pertama di dunia), Teungku Fakinah, Cut Nyak Meutia, Pocut Meurah Intan, Pocut Baren, Inen Mayak Teri, Datu Beru dan lainnya.

5. Tan Malaka

Pahlawan terakhir yang mau Saya bahas adalah salah satu contoh yang cukup kontroversial. Sejarah mencatatnya, sekaligus melupakannya. Padahal pria bernama Tan Malaka ini punya pengaruh besar dalam kemerdekaan. Namanya juga dihormati oleh bapak bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Mitos tentangnya pun bertebaran. Ini sepenggal ceritanya.

Salah satu quotes yang saya suka dari Tan Malaka


Berbeda dengan jagoan yang lain, nama Tan Malaka adalah sosok intelek modern yang memilih melanglang buana menyebarkan ajarannya dan memberi pencerahan tentang feodalisme yang dilanda Indonesia. Tapi, namanya jarang sekali terdengar di buku sejarah. Penyebabnya mungkin karena Tan Malaka berfaham komunis.
Gagasan pemikiran Tan Malaka berakar dari kedatangannya untuk bersekolah di Belanda. Disitu pemikiran progresif Tan Malaka diasah lewat bacaannya tentang komunisme dan sosialisme. Sepulang dari sana, dia mengajar di sebuah perkebunan di daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dia mulai menuliskan pemikirannya yang berakar dari kesenjangan yang dialami rakyat miskin dan orang kaya.
Buku Tan Malaka yang paling terkenal adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang mengutamakan cara berpikir ilmiah bukan hanya sekedar hafalan atau berakar mistisisme. Buku ini yang kemudian menginspirasi banyak orang dalam aktivisisme yang juga mengakar sampai reformasi 1998. Buku lainnya yang juga penting adalah Aksi Massa yang dipakai oleh nasionalis untuk menghajar imperialisme dan merengkuh kemerdekaan. Sosialisme a la Tan Malaka kemudian diadopsi oleh Bung Karno ke dalam Marhaenisme juga Bung Hatta dalam pemikiran ekonominya.
Begitulah kira-kira hebatnya pahlawan Indonesia. Bukan cuma pamer otot tapi juga jago secara pemikiran.



Sumber : MBDC.COM

3 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts